Sunday, June 29, 2014

Karomah Kyai Kholil Bangkalan: Kisah Pencuri Timun yang Tak Bisa Duduk

Karomah Kyai Kholil Bangkalan: Kisah Pencuri Timun yang Tak Bisa Duduk - Kiai Kholil Bangkalan mempunyai banyak karomah. Salah satunya terkait dengan pencuri timun yang tidak bisa duduk saat melancarkan aksinya di sawah milik petani.*

Pengurus Pesarean Syaichona Kholil di Desa Martajasah, Rawidi, menceritakan, pada suatu hari petani timun di daerah Bangkalan sering mengeluh. Setiap timun yang siap dipanen selalu kedahuluan dicuri maling.

"Begitu peristiwa itu terus-menerus terjadi. Setelah bermusyawarah sesama petani, maka diputuskan untuk sowan ke Kiai Kholil," ucap Rawidi, Sabtu (28/6/2014).

Sesampai di rumah kiai, sebagaimana biasanya kiai sedang mengajarkan Kitab Nahwu. Kitab tersebut bernama Jurmiyah, suatu kitab tata bahasa arab tingkat pemula.

"Assalamu'alaikum kiai," ucap para petani.

"Waalaikum salam," jawab Kiai Kholil.

Melihat banyaknya petani yang datang, kiai bertanya, "Sampean ada keperluan, ya?"

"Benar, kiai. Akhir-akhir ini, ladang timun kami selalu dicuri maling. Kami mohon kepada kiai untuk menangkapnya," kata petani.

Saat itu kitab yang dikaji oleh kiai sampai kepada kalimat Qoma Zaidun yang artinya Zaid telah berdiri. Beberapa saat tampak hening. Tiba-tiba kiai Kholil berbicara, sambil menunjukkan huruf Qoma Zaidun.

"Ya karena pengajian ini sampai kepada Qoma Zaidun, ya,,,, Qoma Zaidun ini saja dipakai sebagai penangkalnya," seru Kiai Kholil dengan tegas dan mantab.

"Sudah kiai?," ucap para petani sedikit tampak ragu.

"Ya sudah," jawab Kiai Kholil menandaskan.

Merasa puas mendapat penangkal dari kiai Kholil para petani pulang ke rumah masing-masing.

Keesokan harinya, seperti biasa para petani pergi ke sawah. Namun, betapa berkejutnya sesampainya petani di ladang masing-masing. Dihadapannya sejumlah maling timun tegak berdiri mematung, mereka terus menerus berdiri dan tidak dapat duduk.

Tak ayal lagi, semua maling timun yang merajalela selama ini dapat diketahui dan ditangkap. Lama kelamaan berita tertangkapnya maling tidak bisa duduk ini tersebar luas. Pencuri sudah tertangkap, namun masih tetap berdiri.

Beberapa orang berupaya untuk mendudukkan, tapi sia-sia. Maling timun tetap berdiri dengan muka pucat pasi, sementara orang yang menonton semakin lama bertambah banyak. Merasa kualahan mengatasi, akhirnya para petani memutuskan untuk sowan ke kiai Kholil lagi.

Sama seperti ketika datang pertama kali, setelah berbincang-bincang sejenak kiai Kholil memberi segelar air penangkal. Setelah para petani mendapat air penangkal segera pamit, lalu pulang. Air penangkal lalu dipercikan kepada maling yang tidak bisa duduk.

Sungguh luar biasa, hanya sekali percik semua pencuri jatuh terduduk lunglai di tanah. Semua pencuri minta ampun dan mengakui kesalahannya. Mereka berjanji tidak akan mengulangi lagi.

"Maka sejak kejadian itu, tidak pernah terjadi pencurian tiimun lagim para petani bersyukur karena ladangnya aman. Sebagai terima kasih kepada kiai Kholil, para petani sepakat menyerahkan hasil panen timun pada pesantren. Berdokar-dokar timun mendatangi pesantren. Sejak itu, para santri kebanjiran timun, seluruh pojok pesantren dipenuhi dengan timun," papar Rawidi.(*)

Sumber: okezone Description: Karomah Kyai Kholil Bangkalan: Kisah Pencuri Timun yang Tak Bisa Duduk Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Karomah Kyai Kholil Bangkalan: Kisah Pencuri Timun yang Tak Bisa Duduk

Ingin Berlangganan Artikel-Masukkan Email Anda Disini: [GRATIS]

Terima kasih anda telah membaca artikel tentang Karomah Kyai Kholil Bangkalan: Kisah Pencuri Timun yang Tak Bisa Duduk dan hak cipta dari semua isi/konten yang di repost dalam artikel ini ada pada setiap sumber yang dapat dilihat di akhir artikel, Jika Anda pemilik hak cipta dari isi/konten artikel Karomah Kyai Kholil Bangkalan: Kisah Pencuri Timun yang Tak Bisa Duduk tidak ingin ditampilkan dalam www.beritaonline.web.id, Anda dapat menghubungi admin Berita Online via Contact Us.

Berita Lainnya: